beranda

Sabtu, 17 Januari 2015

Proses Informasi dan Perkembangan


1.       Pendekatan Proses Informasi
Pada paruh pertama abad 20 pendekatan psikologis perkembangan anak didominasi oleh paham behaviorisme
Sebagaimana teori Piaget dan Vygotsky, Pendekatan Proses Informasi juga tidak sependapat dengan pandangan behavioral yang menganggap manusia seperti robot, yang terbentuk dalam proses kaitan stimulus-Respons.
Teori piaget, Vygotsky dan proses informasi berfokus pada bagaimana anak berpikir
Pendekatan ini menganalisis cara anak memanipulasi informasi, memonitornya, dan menciptakan strategi menanganinya.
Proses informasi yang efektif meliputi; perhatian, memori, dan proses berpikir
Jika ketiga proses itu telah dilalui maka kemudian terjadilah respons
Proses informasi dipengaruhi oleh kapasistas dan kecepatan pemrosesan
Kedua hal ini disebut sebagai sumberdaya-sumberdaya kognitif,
Dua hal tersebut  memiliki pengaruh penting dalam memori dan penyelesaian masalah
Baik faktor biologis maupun lingkungan sama-sama berkontribusi terhadap meningkatnya sumberdaya-sumberdaya kognitif.
Perkembanngan struktur bilologis otak (yang berarti meningkatnya kapasitasnya),maka akan meningkatkan kecepatan dalam memproses informasi
Lalu apa peran kecepatan pemrosesan informasi?
Kecepatan individu dalam memproses informasi, secara lazim akan mempengaruhi apa yang dapat mereka lakukan dengan informasi tersebut
Misalnya: kecepatan anak dalam mengartikulasikan serangkaian kata-kata mempengaruhi jumlah kata-kata yang dapat mereka hafalkan
Secara umum, pemrosesan yang cepat berkaitan dengan kinerja yang baik dalam menangani gugus tugas kognitif tertentu.
Akan tetapi jangan khawatir, karena kecepatan pemrosesan yang lebih rendah dapat diimbangi dengan penerapan-penerapan  strategi yang efektif
2.       Kecepatan proses informasi
Pada masa kanak-kanak ada peningkatan drastis pada kecepatan pemrosesan informasi, dan terus meningkat pada awal masa remaja
Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa, anak usia 10 tahun 1,8 kali lebih lambat dalam memproses informasi dibanding seorang dewasa muda.
Kemudian anak berusia 12 ditemukan 1,5 kali lebih lambat dari orang dewasa muda
Tetapi remaja usia 15 tahun ternyata sama cepatnya dengan orang dewasa muda
3.       Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Kognitif Anak
Penyandian; mekanisme masuknya informasi ke dalam memori.
Otomatisasi; kemampuan memproses informasi dengan usaha minimal atau tanpa usaha sama sekali
Konstruksi Strategi; menemukan prosedur baru dalam memproses informasi
Metakognisi; kognisi tentang kognisi, “pengetahuan tentang pengetahuan”
4.       Teori Proses Informasi dan Teori Piaget
Persamaan; beberapa pendekatan proses informasi juga bersifat konstruktivis (anak sebagai pengatur perkembangan kognitif mereka sendiri) seperti teori piaget. Selain itu pendekatan proses informasi juga mengidentifikasikan kemampuan kognitif pada poin-poin yang bervariasi dalam perkembangan. Sama-sama berpendapat bahwa pemahaman yang lebih maju akan berkembang menggantikan pemahaman sebelumnya. Keduanya menekankan bahwa pemahaman yang telah ada memudahkan seseorang meraih pemahaman baru.
Perbedaan; tidak seperti pandangan Piaget, pendekatan proses informasi tidak melihat perkembangan sebagai sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, pada tahapan-tahapan berbeda, dengan periode transisi singkat dari satu tahapan menuju tahapan berikutnya. Dibandingkan Piaget, pendekatan proses informasi berfokus pada analisis-analisis yang lebih rinci perihal perubahan yang terjadi dan menjelaskan kontribusi aktivitas-aktivitas kognitif (seperti penyandian dan strategi-strategi) bagi perubahan tersebut.
5.       Perhatian
Adalah pemusatan sumber-sumber mental.
Perhatian meningkatkan proses kognitif pada bayak tugas, mulai dari meraih boneka sampai memukul bola kasti atau menjumlahkan angka-angka.
Pada saat-saat tertentu, anak-anak (seperti juga orang dewasa) hanya mampu memperhatikan sejumlah informasi secara terbatas. Tipe-tipe perhatian yang terbatas itu diantaranya:
Perhatian Berkelanjutan; kesiapan mendeteksi dan merespon perubahan lingkungan (kewaspadaan).
Perhatian selektif; fokus pada pengalaman yang dianggap relevan/penting dan mengabaikan yang dianggap tidak relevan/tidak penting. Misalnya: Ngobrol di keramaian  fokus pada suara lawan bicara saja
Perhatian terbagi; meliputi konsentrasi pada beberapa aktivitas secara bersamaan. Misalnya: Nonton tivi sambil ngemil dan membaca buku.
6.       Perhatian Pada Anak-anak
Sebuah penelitian tahun 2004 menemukan bahwa anak yang lebih tua (yang kemampuan sosialnya lebih tinggi/lebih baik) cenderung lebih mampu megabaikan godaan dan mampu memusatkan perhatian dengan lebih baik dibandingkan anak-anak yang lebih muda dan yang secara sosial belum maju.
Bayi yang baru berjalan memiliki perhatian yang berubah-ubah, sedangkan anak-anak prasekolah lebih dapat memusatkan perhatian, misal mereka dapat menonton tivi berjam-jam
Para peneliti menemukan bahwa perhatian anak-anak prasekolah berhubungan langsung dengan pencapaian keahlian sosial anak

Anak-anak belia yang memiliki kesulitan dalam mengatur perhatian cenderung mengalami penolakan oleh teman sebayanya, serta menjadi agresif dalam berperilaku

Rabu, 14 Januari 2015

ibu



ibu..
ibu selalu berusaha mewujudkan keinginanku
ibukulah kekuatan terbesarku
ia mendukung apapun yang aku inginkan
ia menguatkanku saat aku lemah
ia yang selalu mnemani disetiap keadaanku
aku baru sadar,
ibulah segalanya bagiku
aku goreskan tinta ini
kala ku ingat semua pengorbanan ibu untukku
dengan airmata bercucuran
aku benar-benar sayang ibu

Rabu, 17 Desember 2014

Menghadapi Perilaku Anak

     Anak yang nakal dan susah diatur mungkin ada kaitannya dengan latar belakang keluarga itu sendiri.Disini kami akan mencoba memberikan tips cara mendidik dan mengatasi anak nakal mudah-mudahan tips yang kami berikan ini bisa menjadi solusi dalam mendidik dan mengatasi masalah tersebut.

     Berikut ada beberapa cara mendidik dan mengatasi masalah tersebut:
  • Mendekati si anak untuk diajak komunikasi sebagai teman
  • Diberi kesempatan untuk bercerita tentang hal apa saja yang dia temui
  • Diajarai sifat dan sikap tanggung jawab
     Untuk membiasakan anak bertanggung jawab haruslah dimulai sejak dini, tanpa dibiasakan sejak kecil tidak mungkin anak mempunyai rasa tanggung jawab.
  • Biasakan anak mengambil dan mengembalikan maiananya sendiri sebelum dan sesudah bermain
  • Biasakan anak untuk melakukan tugas-tugas ringan sejak kecil
  • Bisakan anak untuk menjaga kebersihan
  • Bila nakal tegurlah dan diberi pengarahan
  • Bila melakukan kesalahan dengan orang lain biasakan anak untuk minta maaf agar dia mengeri dan menyadari kesalahannya
  • Biasakan anak untuk mengucapkan terimakasih bila ditolong atau diberi sesuatu oleh orang lain.
     Konsep yang membangun dan bermanfaat bagi perkembangan anak sebagai berikut :

  1. Menghadapi anak yang suka merusak  - ajaklah anak bermain permainan yang dapat menyalurkan energi negatifnya ini misalnya bermain merobek kertas.
  2. Menghadapi anak yang suka menangis   - ajaklah anak untuk mengenal konsep perilakunya lebih dalam lagi, perlihatkan bahwa menangis itu tidak membuat cantik, misalnya ajak anak bermain cermin ajaib.
  3. Menghadapi anak yang suka perintah-perintah - ajak dia untuk ikut memimpin kegiatan olah raga, berikan tanggung jawab sebagai orang yang menjaga teman-temannya
  4. Menghadapi anak yang Suka mencoret-coret - beri media lain untuk menggambar atau mewarnai gambar.
  5. Menghadapi anak Tidak mau menurut - jangan menghardik, ajaklah bicara dengan pelan, dekati dan gandenglah dia, setelah tenang ajak berbicara dari hati kehati untuk mendengarkan dan belajar mengikuti petunjuk. 
  6. Menghadapi anak yang suka mengganggu teman-temannya - ajak anak bermain permainan berpetualang yang menuntut konsentrasi dan latihan motorik yang cukup tinggi 
  7. Menghadapi anak yang suka memukul  - ajaklah anak bermain kreatif dan berikan kesempatan untuk bermain memukul bola yang mendorong energinya keluar dan  membangkitkan kemampuan motoriknya menjadi lebih positif.
  8. Menghadapi Anak yang suka ribut, terlalu aktif - ajaklah bermain musik walau dengan alat sederhana tetapi memberikan kemeriahan yang disenangi anak tersebut.

    Demikian tips mengatasi dilematik perilaku dan sikap anak, semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua, akhirnya kami ucapkan terima kasih.

Selasa, 04 November 2014

Sebuah Mantra

Seperti tetesan embun yang menyegarkan
Layang singkat itu mampu mendrongkrak
Semangatku meniti ilmu
Hati membuncah
Kala buah kesabaran
Yang sungguh manis telah kuraih
Mantra man jadda wa jadda
Diiringi man sobaro zafiiro begitu ampuh
Menembus keterbatasan
Melahirkan keberuntungan
Mewujudkan keberhasilan

Rabu, 30 Oktober 2013

HAKIKAT MANUSIA

Daku ingin...

Seperti mentari yang menerangi tanpa kecuali

Seperti bulan yang memesona kalasiang tertutupi

siang yang melihat teliti

langit dan bumi yang terbentang luas tanpa batas

Meski daku tau...

Dua warna beriringan menyelimuti bakatku

Hina pabila daku gelap semata

Yang kata penghianat penuh nikmat tiada terkira

Itu hanya semu belaka

Dunia fana bagai fatamorgana

Nampak indah tapi hanya sementara

 Sungguh!

Tak kurela hati terkorosi

Iri dengki dan penyakit hati

Rugi sungguh merugi

Kucari pelita

Tazkiyatun nafs segera

Hanya suci yang abadi

Surga-Nya menanti


: :kandungan surat Asy-syam.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Simponi Satu Setia Anak IPA


~walau kami kenal FISIKA, tapi kami tidak lupa DOSA


~kami memang belajar MATEMATIKA tapi kamipun tak mengenal PUTUS ASA


~dalam tubuh kami terjadi reaksi KIMIA namun jiwa raga tetap dan untuk INDONESIA


~meski fikiran berdampingan BIOLOGI tapi kami bisa JAGA DIRI


~kami memang tampang penuh RUMUS tapi kami tak mudah TERJERUMUS


~meski kami kelihatan TELITI tapi kami juga bisa SAKIT HATI


~kami memang terlihat SINIS tapi kami bisa ROMANTIS


~meski kami tampang CUPU tapi kami akan tetap SATU

CEMAS

diam sendiri aku menunggu berita

seharian aku gelisah


fikiranku tak terarah 


apakah disana yang kau rasa


sehat ataukah bertambah sehat

Translate