1.
Pendekatan Proses Informasi
Pada paruh pertama abad 20 pendekatan
psikologis perkembangan anak didominasi oleh paham behaviorisme
Sebagaimana teori Piaget dan Vygotsky,
Pendekatan Proses Informasi juga tidak sependapat dengan pandangan behavioral
yang menganggap manusia seperti robot, yang terbentuk dalam proses kaitan
stimulus-Respons.
Teori piaget, Vygotsky dan proses informasi
berfokus pada bagaimana anak berpikir
Pendekatan ini menganalisis cara anak
memanipulasi informasi, memonitornya, dan menciptakan strategi menanganinya.
Proses informasi yang efektif meliputi;
perhatian, memori, dan proses berpikir
Jika ketiga proses itu telah dilalui maka
kemudian terjadilah respons
Proses informasi dipengaruhi oleh
kapasistas dan kecepatan pemrosesan
Kedua hal ini disebut sebagai
sumberdaya-sumberdaya kognitif,
Dua hal tersebut memiliki pengaruh penting dalam memori dan
penyelesaian masalah
Baik faktor biologis maupun lingkungan
sama-sama berkontribusi terhadap meningkatnya sumberdaya-sumberdaya kognitif.
Perkembanngan struktur bilologis otak (yang
berarti meningkatnya kapasitasnya),maka akan meningkatkan kecepatan dalam
memproses informasi
Lalu apa peran kecepatan pemrosesan
informasi?
Kecepatan individu dalam memproses informasi,
secara lazim akan mempengaruhi apa yang dapat mereka lakukan dengan informasi
tersebut
Misalnya: kecepatan anak dalam
mengartikulasikan serangkaian kata-kata mempengaruhi jumlah kata-kata yang
dapat mereka hafalkan
Secara umum, pemrosesan yang cepat berkaitan
dengan kinerja yang baik dalam menangani gugus tugas kognitif tertentu.
Akan tetapi jangan khawatir, karena
kecepatan pemrosesan yang lebih rendah dapat diimbangi dengan
penerapan-penerapan strategi yang
efektif
2.
Kecepatan proses informasi
Pada masa kanak-kanak ada peningkatan
drastis pada kecepatan pemrosesan informasi, dan terus meningkat pada awal masa
remaja
Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa,
anak usia 10 tahun 1,8 kali lebih lambat dalam memproses informasi dibanding
seorang dewasa muda.
Kemudian anak berusia 12 ditemukan 1,5 kali
lebih lambat dari orang dewasa muda
Tetapi remaja usia 15 tahun ternyata sama
cepatnya dengan orang dewasa muda
3.
Faktor yang Mempengaruhi
Kemampuan Kognitif Anak
Penyandian; mekanisme masuknya informasi ke
dalam memori.
Otomatisasi; kemampuan memproses informasi
dengan usaha minimal atau tanpa usaha sama sekali
Konstruksi Strategi; menemukan prosedur
baru dalam memproses informasi
Metakognisi; kognisi tentang kognisi,
“pengetahuan tentang pengetahuan”
4.
Teori Proses Informasi dan
Teori Piaget
Persamaan; beberapa pendekatan proses
informasi juga bersifat konstruktivis (anak sebagai pengatur perkembangan
kognitif mereka sendiri) seperti teori piaget. Selain itu pendekatan proses
informasi juga mengidentifikasikan kemampuan kognitif pada poin-poin yang
bervariasi dalam perkembangan. Sama-sama berpendapat bahwa pemahaman yang lebih
maju akan berkembang menggantikan pemahaman sebelumnya. Keduanya menekankan
bahwa pemahaman yang telah ada memudahkan seseorang meraih pemahaman baru.
Perbedaan; tidak seperti pandangan Piaget,
pendekatan proses informasi tidak melihat perkembangan sebagai sesuatu yang
terjadi secara tiba-tiba, pada tahapan-tahapan berbeda, dengan periode transisi
singkat dari satu tahapan menuju tahapan berikutnya. Dibandingkan Piaget,
pendekatan proses informasi berfokus pada analisis-analisis yang lebih rinci
perihal perubahan yang terjadi dan menjelaskan kontribusi aktivitas-aktivitas
kognitif (seperti penyandian dan strategi-strategi) bagi perubahan tersebut.
5.
Perhatian
Adalah pemusatan sumber-sumber mental.
Perhatian meningkatkan proses kognitif pada
bayak tugas, mulai dari meraih boneka sampai memukul bola kasti atau
menjumlahkan angka-angka.
Pada saat-saat tertentu, anak-anak (seperti
juga orang dewasa) hanya mampu memperhatikan sejumlah informasi secara
terbatas. Tipe-tipe perhatian yang terbatas itu diantaranya:
Perhatian Berkelanjutan; kesiapan
mendeteksi dan merespon perubahan lingkungan (kewaspadaan).
Perhatian selektif; fokus pada pengalaman
yang dianggap relevan/penting dan mengabaikan yang dianggap tidak relevan/tidak
penting. Misalnya: Ngobrol di keramaian fokus pada suara lawan bicara saja
Perhatian terbagi; meliputi konsentrasi
pada beberapa aktivitas secara bersamaan. Misalnya: Nonton tivi sambil ngemil
dan membaca buku.
6.
Perhatian Pada Anak-anak
Sebuah penelitian tahun 2004 menemukan
bahwa anak yang lebih tua (yang kemampuan sosialnya lebih tinggi/lebih baik)
cenderung lebih mampu megabaikan godaan dan mampu memusatkan perhatian dengan
lebih baik dibandingkan anak-anak yang lebih muda dan yang secara sosial belum
maju.
Bayi yang baru berjalan memiliki perhatian
yang berubah-ubah, sedangkan anak-anak prasekolah lebih dapat memusatkan
perhatian, misal mereka dapat menonton tivi berjam-jam
Para peneliti menemukan bahwa perhatian
anak-anak prasekolah berhubungan langsung dengan pencapaian keahlian sosial
anak
Anak-anak belia yang memiliki kesulitan dalam
mengatur perhatian cenderung mengalami penolakan oleh teman sebayanya, serta
menjadi agresif dalam berperilaku